Perubahan paradigma dalam penilaian Adipura membawa angin segar sekaligus tantangan serius bagi pemerintah daerah. Jika dulu penilaian lebih menitikberatkan pada estetika dan upaya tambal sulam menjelang kedatangan tim penilai, kini indikator Adipura lebih menajam ke arah substansi kinerja pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan terukur. Kota yang tak mampu menurunkan timbulan sampah, tidak memilah dari sumber, tidak mengelola sampah organik, dan masih membuang residu ke TPA secara masif, bisa langsung diberi predikat “Kota Kotor”.

Lantas, bagaimana pemerintah daerah bisa menghindari stigma buruk ini?

Satu Rasa Hadir sebagai Mitra Strategis Daerah

Melalui ekosistem Satu Rasa – Sampah Tuntas, Rakyat Senang, kami hadir bukan hanya sebagai penyedia teknologi, tetapi sebagai mitra transformasi. Satu Rasa membangun pendekatan holistik yang mencakup edukasi masyarakat, teknologi tepat guna, sistem insentif ekonomi sirkular, serta dukungan regulatif seperti penyusunan Jakstrada.

Berikut lima cara nyata ekosistem Satu Rasa membantu daerah agar tak jatuh dalam jurang predikat kota kotor:


1. Mengurangi Timbulan Sampah Langsung dari Sumbernya

Mengacu pada target nasional dalam Perpres 97/2017, setiap daerah wajib menurunkan timbulan sampah sebesar 30% dan menangani 70% dari total timbulan. Satu Rasa membantu pemerintah daerah melalui program edukasi “Pilah – Manfaat – Musnahkan” di tingkat RT, RW, hingga sekolah-sekolah. Kami melibatkan masyarakat dalam gerakan kolektif melalui pelatihan kader lingkungan, distribusi ember komposter, serta sistem pelaporan berbasis aplikasi.


2. Mengolah Sampah Organik di Tingkat Rumah dan Komunitas

Adipura kini memberikan poin tinggi bagi kota yang mampu menangani sampah organik di sumber. Kami hadirkan solusi seperti komposter ember, biopori, keranjang takakura, hingga sistem biodigester komunal. Sampah makanan bukan lagi masalah, tetapi menjadi pupuk, gas, dan sumber ekonomi warga.


3. Memusnahkan Sampah Residu secara Tuntas tanpa BBM

Salah satu penyebab banyak kota gagal dalam Adipura adalah karena tidak mampu mengelola residu yang tersisa setelah pilah. Dengan teknologi insinerator tanpa BBM dan pirolisis ramah lingkungan, kami bantu daerah menutup siklus pengelolaan sampah. Bahkan, residu bisa dikonversi menjadi energi atau bahan baku industri (RDF).


4. Mengaktifkan Ekonomi Sirkular Lewat Bank Sampah Digital

Kunci dari keberhasilan Adipura adalah kemampuan menciptakan sistem yang berjalan mandiri. Satu Rasa menyediakan bank sampah digital yang terhubung dengan aplikasi insentif, off-taker industri, dan koperasi lokal. Warga bukan hanya memilah sampah, tetapi mendapatkan nilai ekonomi dari aksinya.


5. Pendampingan Penyusunan Jakstrada dan Akses Investasi

Banyak kabupaten/kota belum menyusun Jakstrada yang menjadi dasar penilaian Adipura dan pemanfaatan anggaran pusat. Kami mendampingi proses ini sekaligus menghubungkan pemerintah daerah dengan mitra investor, skema KPBU, hingga bantuan teknologi dari luar negeri.


Mari Tinggalkan Cara Lama, Lahirkan Kota Layak Huni dan Bebas Sampah

Mendapat predikat “Kota Kotor” bukan hanya memalukan, tetapi merugikan citra daerah, merusak kepercayaan publik, bahkan bisa berdampak pada peluang investasi. Kini saatnya pemerintah daerah bergerak bersama masyarakat, dunia usaha, dan mitra seperti Satu Rasa.

Kita bisa mewujudkan kota bersih, sehat, mandiri, dan layak huni – bukan dengan sapu dan cat dinding menjelang penilaian – tetapi lewat sistem yang terstruktur dan partisipatif. Mari kita lawan krisis sampah dengan ekosistem nyata, bukan retorika. Satu Rasa siap menjadi bagian dari solusi daerah Anda.

 Save as PDF