Selama puluhan tahun, kita diajarkan satu hal: buang sampah ke tempat sampah, dan biarkan truk sampah yang mengurus sisanya. Lalu sampah itu dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)—sebuah sistem yang kita anggap “normal”. Tapi kenyataannya, TPA bukan solusi. TPA adalah penundaan masalah. Sebuah BOM WAKTU yang siap meledak kapan saja!




Dan di era krisis iklim dan darurat sampah ini, Indonesia tak lagi butuh TPA. Kita butuh Satu Rasa!
1. TPA Hanya Menyimpan, Bukan Menyelesaikan
TPA adalah ladang tidur dari kebijakan publik yang bobrok:
- Sampah ditumpuk, bukan dituntaskan.
- Polusi air tanah dan udara tetap terjadi.
- Biaya operasional terus membengkak, sementara efeknya nihil.

Setiap ton sampah yang dikirim ke TPA adalah biaya dan bahaya yang diwariskan ke generasi berikutnya.
2. TPA Menghisap Anggaran Tanpa Menghasilkan Nilai
Menurut data dari berbagai kota, tipping fee di TPA bisa mencapai Rp100.000 – 300.000 per ton.
Bayangkan, satu kota besar bisa menghasilkan 1.000 ton sampah per hari!
Yuk coba kita hitung-hitung… Ini berarti:
- Rp 300 juta per hari
- Rp 9 miliar per bulan
- Rp 100+ miliar per tahun, hanya untuk “menimbun masalah”

Dengan pendekatan Satu Rasa:
- Sampah dipilah di sumber
- Diolah secara lokal
- Residu diminimalisir
- Biaya dialihkan ke penciptaan nilai: kompos, maggot, daur ulang, energi lokal.
3. Satu Rasa adalah Infrastruktur Sosial, Bukan Sekadar Teknologi
Satu Rasa bukan sekadar metode. Ia adalah gerakan rakyat.
Ia membangun budaya, bukan hanya membangun bangunan.
Di mana Satu Rasa hadir, masyarakat tidak lagi jadi korban sampah.
Mereka jadi pelaku perubahan.
TPA membuat rakyat bergantung.
Satu Rasa memberdayakan.
4. TPA Butuh Lahan Luas. Satu Rasa Butuh Kesadaran.
Semakin besar kota, semakin sulit mencari lahan untuk TPA. Konflik sosial, degradasi lingkungan, dan pencemaran menjadi risiko tak terhindarkan.

Bandingkan dengan Satu Rasa:
- Bisa diterapkan di desa sekecil apa pun.
- Tidak butuh lahan luas.
- Bisa dibuat modular dan tumbuh seiring partisipasi.
5. Dunia Menuju Zero Waste. Kita Tidak Bisa Lagi Jalan di Tempat.
Kota-kota seperti San Francisco, Tokyo, bahkan Banyumas sudah mulai meninggalkan konsep TPA.
Dunia menuju zero landfill.

Jika Indonesia masih menggantungkan diri pada TPA, kita akan tertinggal—bukan hanya dalam ekologi, tapi juga dalam ekonomi sirkular.
Satu Rasa adalah jawaban modern untuk tantangan zaman. Solusi milenial!
TPA adalah solusi masa lalu untuk masalah yang sudah berubah bentuk. Solusi kolonial!
TPA Itu Warisan, Satu Rasa Itu Solusi

TPA adalah kebiasaan lama. Kebiasaan kolonial!
Satu Rasa adalah keberanian baru. Keberanian milenial!
Negara ini butuh sistem yang:
- Efisien
- Inklusif
- Mendidik
- Menghasilkan nilai
Bukan lagi sistem yang membayar mahal untuk menimbun masalah.
Ayo Bergerak!
Jika Anda pemimpin daerah, aktifis, kepala desa, atau warga biasa—Anda bisa mulai dengan satu langkah kecil:
Pilah – Manfaat – Musnahkan.
Dan biarkan Satu Rasa jadi solusi konkret di wilayahmu.
💡 Cek potensi ekonominya sekarang juga:
https://saturasa.cr-enviro.com/kalkulator-ekonomi-sirkuler