Di Kabupaten Klungkung - Bali, inovasi pengolahan sampah desa mencapai tonggak baru dengan beroperasinya Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Center “Gema Santi” Karangdadi. Sejak mesin Refuse-Derived Fuel (RDF) pertama kali diuji coba pada awal 2023, TOSS Center ini telah memproduksi Solid Recovered Fuel (SRF) sebanyak 35,4 ton—membuka peluang baru bagi komoditas Energi Baru Terbarukan (EBT) berbasis limbah plastik dan organik.

Transformasi Sampah Menjadi Energi

Mesin RDF di TOSS Center, hasil kerja sama Pemkab Klungkung dengan Partner SATU RASA di Bali yaitu PT Cahaya Terang Bumi Lestari, memproses sampah residu (terutama plastik) menjadi SRF. Pengiriman perdana 1,4 ton SRF dilakukan pada 9 Maret 2023, disusul berturut-turut 1,5 ton pada 14 April, 2,2 ton pada 20 Juni, 13,3 ton pada 24 Juli, dan 17 ton pada 17 Agustus, menunjukkan peningkatan kapasitas produksi.

Team Satu Rasa (Dimas Satya Lesmana dan Hari Rachmat) bersama Team PT. CTBL (Putu Ivan Yunatana dan Christian Reynold Setiono) di TOSS Center, Klungkung - Bali

Dampak Lingkungan dan Ekonomi

Dengan mesin RDF, TOSS Center berhasil menekan residu sampah hingga sekitar 10% dari volume awal. Sekitar 30% sampah diolah menjadi ukuran yang dapat diproses, sementara kain dan barang keras disisihkan sebagai residu minimal yang langsung dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sente.
– Pengurangan volume sampah memperpanjang umur TPA Sente
– Penciptaan nilai tambah melalui SRF sebagai komoditas EBT yang diminati industri
– Efisiensi anggaran dengan meminimalkan biaya transportasi dan pemeliharaan TPA

Ingin mengetahui berapa nilai ekonomi sirkuler di wilayah Anda? Klik tombol dibawah ini:

KLIK DISINI

Dukungan Pemerintah Daerah

Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Klungkung menegaskan bahwa upaya berkelanjutan ini memperkuat komitmen daerah dalam pengelolaan sampah berbasis sirkular. Bupati Klungkung bahkan berambisi menghilangkan sepenuhnya residu sampah melalui optimalisasi mesin RDF, dengan perluasan uji coba di berbagai desa.

“Kami yakin alat ini mampu menghabiskan seluruh residu yang ada. Tinggal komitmen kita untuk melaksanakan, melanjutkan, dan memperluas kerjanya.”
— Bupati Klungkung

Tantangan dan Langkah ke Depan

Meskipun hasil uji coba menggembirakan, skala produksi SRF saat ini masih terbatas oleh kapasitas mesin dan kualitas sampah residu. Untuk memperkuat keberlanjutan program, diperlukan:

  1. Peningkatan kapasitas pengolahan dengan penambahan mesin dan perluasan area
  2. Optimalisasi pemilahan di sumber agar RDF berkualitas lebih stabil
  3. Kemitraan jangka panjang dengan industri EBT untuk menjamin offtake SRF
  4. Sosialisasi publik guna mendorong partisipasi warga dalam pemilahan dan penyerahan limbah

Kesimpulan

TOSS Center “Gema Santi” Karangdadi menunjukkan bagaimana prinsip ekonomi sirkular dapat dijalankan di tingkat desa: mengubah sampah menjadi energi, mereduksi beban TPA, dan membuka peluang ekonomi baru. Dukungan semua pihak akan menjadikan Klungkung sebagai percontohan pengelolaan sampah berkelanjutan di Bali, bahkan di Indonesia.

Ingin tahu lebih banyak tentang program lingkungan dan energi di Klungkung? Kunjungi saturasa.cr-enviro.com untuk artikel terkini.

 Save as PDF