Selamat datang di Museum Kesalahan Peradaban.
Alias: TPA — Tempat Pembuangan Akhir.
Tempat di mana manusia mengarsipkan semua kebodohan kolektifnya dalam bentuk fisik.
Dari botol minuman rasa buah palsu,
popok bayi tak berdosa,
hingga sisa makanan sisa hidup yang tak disyukuri.
Semua ada di sini.
Lengkap, kronologis, dan membusuk.
TPA: Koleksi Abadi dari Generasi yang Malas Mikir
Kalau Louvre punya Mona Lisa,
TPA punya bungkus mi instan edisi 1997 yang belum terurai.
Kalau Museum Geologi punya fosil dinosaurus,
TPA punya fosil sedotan plastik dari ulang tahun anak kamu 5 tahun lalu.
Bedanya?
Museum dikunjungi.
TPA dihindari.
Tapi semua orang berkontribusi. Hebat, kan?
Semua Orang Ingin Planet Bersih, Tapi Malas Mulai dari Tempat Sampah
Kita hidup di dunia di mana:
- Orang bisa kampanye “Go Green” sambil nyampah di konser.
- Bisa beli totebag reusable, tapi di dalamnya tetap bawa nasi bungkus plastik.
- Bisa bikin thread Twitter soal daur ulang, tapi buangnya masih ke sungai.
Dan TPA adalah tempat semua kemunafikan itu berakhir—secara harfiah.
TPA Tidak Pernah Salah. Dia Cuma Jadi Saksi.
- Saksi kegagalan sistem pendidikan yang tak pernah ajarkan etika lingkungan.
- Saksi pembiaran bertahun-tahun oleh pemerintah yang lebih fokus bikin taman kota daripada sistem pemilahan sampah.
- Saksi budaya konsumtif yang berkembang lebih cepat dari akal sehat.
TPA tidak mencemari.
Kita yang mencemari, TPA cuma nanggung.
TPA: Di Sini Terletak Semua Niat Baik yang Gagal Dipilah
Pernah niat mau mulai kompos?
Ya, akhirnya berakhir di TPA.
Pernah beli tempat sampah tiga warna?
Tapi akhirnya semua tetap masuk ke karung yang sama,
dan… dibawa ke TPA.
Karena buat banyak orang,
“asal udah dibuang” = masalah selesai.
Sampai bumi kasih balasan dalam bentuk banjir, longsor, dan bau amis yang tak kunjung pergi.
Satu Rasa: Kami Bukan Seniman. Tapi Kami Bisa Hapus Museum Ini.
Kami nggak bikin karya seni dari sampah.
Kami mencegah sampah itu lahir dari kebodohan.
- Kami pilah.
- Kami olah.
- Kami musnahkan residu dengan teknologi lokal.
- Kami tidak kirim dosa ke TPA.
Karena yang perlu dibuang bukan cuma sampah.
Tapi juga budaya buang tanggung jawab.
Jangan Tunggu TPA Jadi Tempat Wisata Baru
Kalau hari ini kamu masih buang sampah campur,
nanti kamu bisa ajak cucumu jalan-jalan ke “Museum TPA” dan berkata:
“Nah, Nak. Di sinilah kakek nenekmu dulu buang semua yang mereka tak ingin pikirkan.”
Dan si cucu menjawab:
“Oh… jadi kalian sadar bodoh, tapi memilih lanjut ya?”
📍 https://saturasa.cr-enviro.com
💡 Satu Rasa hadir untuk menutup ‘museum dosa ekologis’ ini secara permanen.
Bukan pakai pameran. Tapi pakai tindakan.