Manusia = Teknologi Canggih + Mental Purba
Kita hidup di era canggih.
Smartphone di tangan.
Pakai smartwatch, smart TV, smart home, bahkan smart closet.
Tapi soal sampah?
Masih “primitive mode activated.”
Manusia: Makhluk yang Bisa Kontrol AC Jarak Jauh, Tapi Buang Popok ke Sungai Terdekat
Kamu bisa mengatur suhu ruangan dari handphone.
Tapi nggak bisa atur diri buat pisahin botol plastik dari sisa nasi basi.
Sampai kapan kita mau hidup dalam kombinasi aneh: teknologi abad ke-21 + mentalitas zaman Majapahit?
Bungkus Online Shop Kamu Sampai 3 Lapisan. Tapi Buangnya ke Parit.
Barang datang dari marketplace:
- Plastik lapis luar
- Bubble wrap
- Plastik dalam
- Kardus
- Stiker fragile
Semua kamu buka dengan bahagia.
Lalu buangnya? Campur semua di satu kantong. Cemplung ke tong, atau malah ke selokan.
Hebat banget.
Bahkan bungkus keripik kamu punya perjalanan hidup yang lebih panjang daripada niat kamu memilahnya.
Teknologi Kita Luar Biasa. Tapi Akal Sehatnya Ketinggalan Zaman.
Kita punya AI, blockchain, metaverse.
Tapi belum bisa membedakan mana sampah organik, mana yang anorganik.
Bisa scan QR buat masuk kafe,
tapi butuh 3 RT dulu buat mulai bank sampah.
Bisa pakai aplikasi buat monitor kadar gula darah,
tapi tidak tahu sampah plastik berapa lama terurai.
Dan Ketika Sungai Penuh Sampah… Kita Menyalahkan Pemerintah.
“Ini pasti salah dinas kebersihan!”
“Pemda mana sih kerjaannya nggak becus?”
“Wali kota harus turun tangan!”
Padahal, kamu sendiri buang popok ke selokan.
Kamu juga yang nyampur sisa tulang ayam dengan plastik struk Alfamart.
Kalau semua tunggu disapu pemerintah, ya bersihnya nanti pas kiamat...
Satu Rasa: Kami Mungkin Tidak Punya Aplikasi. Tapi Kami Punya Akal Sehat.
Kami nggak perlu IoT buat tahu bahwa:
- Sampah organik bisa jadi kompos.
- Sampah plastik bisa dijual.
- Residu bisa dimusnahkan dengan insinerator non-BBM.
Kami nggak perlu deep learning buat sadar bahwa:
kalau kamu buang sampah ke kali, akhirnya balik ke mulut sendiri lewat air dan makanan.
Jadi, Mau Sampai Kapan Jadi Manusia Futuristik Tapi Primordial?
Kamu nggak perlu jadi ilmuwan buat sadar:
kalau kamu bisa kontrol AC dari HP,
maka kamu juga bisa mulai kontrol perilaku kamu terhadap sampah.
Jangan Biarkan HP Kamu Pintar, Tapi Kamu Tetap Bodoh.
📍 https://saturasa.cr-enviro.com
💡 Gerakan Satu Rasa tidak pakai aplikasi.
Tapi kami punya yang kamu butuhkan: nalar + niat baik.
Karena kalau kamu bisa swipe kanan buat jodoh, masa sih nggak bisa swipe ke tempat sampah yang benar?