Kami tidak punya investor dari Silicon Valley.
Kami tidak duduk di coworking space dengan bean bag dan kopi artisan.
Kami tidak hadir di panggung pitch competition, menampilkan slide valuasi dan pertumbuhan eksponensial.

Tapi kami hadir… di kampung-kampung.
Di balik rumah warga. Di TPS yang terlupakan.
Di tempat dengan bau yang menyengat hidung.
Di tempat dimana belatung malah ditumbuh kembangkan.
Di titik-titik krisis tempat startup bahkan tak pernah menoleh.

Kami bukan startup. Tapi kami jadi lebih hebat dari startup...


Karena Kami Tidak Menjual Produk. Kami Menawarkan Solusi Hidup.

Startup menjual kemudahan.
Kami membangun kesadaran.

Startup bicara user retention.
Kami bicara perubahan perilaku masyarakat.

Startup mengejar repeat order.
Kami mendorong zero waste.


Kami Tidak Membakar Uang. Kami Membakar Residu.

Kami tak butuh dana ratusan miliar untuk marketing.
Kami cukup dengan satu hal yang kini langka di dunia startup:
kepercayaan dari masyarakat.

Kami tidak mencetak ribuan pengguna pasif.
Kami mencetak pejuang lingkungan.
Setiap warga yang memilah sampah, setiap relawan yang edukasi pintu ke pintu—mereka bukan user. Mereka revolusioner.


Kami Tidak Mengejar Unicorn. Kami Mengejar Dampak Nyata.

Unicorn ingin menguasai pasar.
Satu Rasa ingin menyelamatkan bumi.

Unicorn takut rugi.
Kami tahu, bahwasannya jika kami tidak bergerak maka kita semua akan lebih rugi.

Unicorn takut gagal di mata investor.
Kami takut gagal di mata anak cucu kita.

“Kita tidak mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita,
kita hanya meminjamnya dari anak cucu kita.
Dan saat mereka datang menagih,
biarlah mereka menemukan tanah yang lebih bersih, air yang lebih jernih,
dan langit yang lebih biru—karena kita memilih untuk bertindak bersama.”

Dimas Satya Lesmana S.T., M.B.A. – founder of Satu Rasa


Banyak Startup Gagal, Tapi Tetap Diangkat. Kami Tidak Takut Gagal, Tapi Sering Diabaikan.

Di Banyumas, dan Bali—kami sudah menurunkan volume sampah hingga 70%.
Kami membuat ribuan warga tak lagi tergantung TPA.
Kami melahirkan lapangan kerja hijau baru tanpa anggaran besar.
Kami bangun TPST bukan dari pitching ke VC, tapi dari gotong royong desa.


Karena Kami Tidak Dibangun dari Hype. Tapi dari Harapan.

Kami bukan startup. Tapi kami punya hati. Kami punya rasa.
Kami tahu nama-nama warga yang ikut gerakan ini.
Kami tahu wajah para ibu yang mengayak kompos, bapak-bapak yang mengangkut sampah, anak-anak yang belajar memilah dari kecil.
Kami tidak tumbuh karena pendanaan. Kami tumbuh karena cinta kami kepada ibu bumi.


Dan Itu Lebih Hebat dari Startup Mana Pun.

Startup bisa dibeli.
Satu Rasa tidak untuk dijual.

Startup bisa berganti visi demi profit.
Satu Rasa hanya punya satu misi: Indonesia bebas sampah.


Satu Rasa Adalah Gerakan, Bukan Produk

Kalau Anda percaya pada masa depan yang bersih,
Kalau Anda percaya pada kekuatan rakyat,
Kalau Anda percaya bahwa perubahan sejati tak selalu datang dari ruang rapat—
Maka Anda adalah bagian dari Satu Rasa.

Mari buktikan:
Gerakan ini bisa menjadi jauh lebih besar dari perusahaan dengan pendanaan tak terbatas.


📍 https://saturasa.cr-enviro.com
💚 Bersama rakyat, untuk bumi. Bukan startup. Tapi revolusi.

 Save as PDF