Coba lihat kami dari jauh, mungkin kamu pikir:
“Oh, mereka cuma ngumpulin botol bekas dan plastik sachet…”
Tapi tunggu dulu…
Kami memang pegang karung.
Tapi isi karung kami: masa depan planet ini.
Kami memang berkeringat,
Tapi bukan karena susah tapi karena kami serius.
Jangan panggil kami pemulung.
Kami adalah Insinyur Sampah.
Kami Bukan Lulusan Harvard. Tapi Kami Bisa Jelaskan Daur Hidup Botol Aqua.
Kami tahu mana plastik PP, mana PET.
Kami tahu suhu ideal untuk maggot kawin.
Kami bisa bedakan mana residu, mana bisa dijual ke pengepul.
Dan yang paling penting,
kami tahu cara menyelamatkan bumi tanpa harus ikut webinar.
Startup Butuh Modal. Kami Butuh Ember dan Semangat.
Sementara startup sibuk bikin pitch deck dan cari investor,
kami cukup dengan ember bekas cat, karung tepung, dan alat pencacah rakitan.
Tapi hasil kami?
- 3 ton sampah organik selesai dalam satiap hari.
- 1 ton plastik disulap jadi rupiah.
- dan TPA? Nggak kami butuhin lagi.
Kami mungkin tidak pakai blazer.
Tapi kami punya revolusi dalam tangan kanan, dan sisa nasi di tangan kiri.
Kami Tidak Main Excel. Tapi Kami Bisa Hitung Masa Depan.
Kami tahu kalau:
- Setiap kilogram sampah organik = potensi kompos 0,6 kg.
- Setiap 1 orang memilah = 365 kg residu tak jadi masalah dalam setahun.
- Dan setiap 1 TPST aktif = kampung lebih sehat, udara lebih segar, ekonomi lebih jalan.
Itu bukan sekadar angka.
Itu sains jalanan versi Satu Rasa.
Kami Bekerja dengan Sarung Tangan. Tapi Kami Punya Visi Seperti Elon Musk.
Elon mungkin punya visi ingin ke Mars.
Kami cukup dengan visi menyelamatkan Bumi.
Toh Mars juga bukanlah planet yang indah untuk kita tinggali… betul?
Kenapa harus buang uang jutaan atau bahkan miliaran dollar untuk pergi ke Mars kalau uang itu bisa dipakai untuk menyelamatkan Bumi???
Tapi visi kami dengan Elon Musk mungkin sama besarnya:
menciptakan masa depan yang lebih baik.
Bukan dengan roket, tapi dengan mengolah sampah.
Bukan dengan AI, tapi dengan kerja gotong royong.
Kalau Ada Gelar untuk Kami, Maka Itu Adalah:
Insinyur Sampah Berbasis Rakyat
Kami bangga dengan sebutan seperti itu. Disingkat “IRSAM BERAK” alias Insinyur Sampah Berbasis Rakyat hehehe… 🙂 atau lebih tepatnya IRSAM BERAKSI alias INSINYUR SAMPAH BERBASIS RAKYAT SELURUH INDONESIA! 😉
Karena kami tidak cuma mengelola sampah, namun kami sedang menyusun peradaban baru.
Peradaban yang sadar, bertanggung jawab, dan penuh aksi nyata.
Jadi Lain Kali Kamu Lihat Kami Sedang Memilah Sampah…
Jangan cepat simpulkan kami “cuma pemulung.”
Kami adalah:
- Edukator.
- Inovator.
- Penggerak perubahan.
Kami bukan cuma bersih-bersih.
Kami sedang merancang ulang cara bangsa ini memperlakukan bumi.
Karena dunia tidak akan diselamatkan oleh mereka yang hanya bicara. Narasi tanpa Aksi.
Dunia akan diselamatkan oleh Insinyur Sampah Berbasis Rakyat alias IRSAM BERAK seperti kami—dan kamu, kalau kamu memutuskan untuk mau ikut BERAK ambil bagian dari pergerakan ini…