Bayangkan ini: dari Sabang sampai Merauke, dari pesisir kota metropolitan sampai desa-desa pegunungan—setiap rumah memilah sampahnya, setiap kampung punya TPST aktif, dan tidak ada lagi truk sampah yang antri di gerbang TPA.
Bukan mimpi. Ini bisa jadi kenyataan. Dan kuncinya: satu metode yang terbukti—Satu Rasa: Sampah Tuntas, Rakyat Senang.
Simulasi: Jika 514 Kabupaten/Kota Terapkan Satu Rasa
Mari kita gunakan data. Menurut KLHK dan SIPSN, rata-rata timbulan sampah di Indonesia saat ini mencapai sekitar 70 juta ton per tahun. Jika kita pecah rata ke 514 kabupaten/kota, maka:
- Rata-rata sampah per kota/kabupaten: ~136.000 ton per tahun (atau ~373 ton/hari)
- Jika seluruh kota menerapkan sistem Pilah – Manfaat – Musnahkan seperti Satu Rasa:
- 60% sampah organik bisa diolah jadi kompos, biogas, atau pakan maggot.
- 25% sampah anorganik bisa didaur ulang lewat bank sampah dan ekosistem daur ulang.
- Hanya 15% residu yang benar-benar perlu dimusnahkan.
Artinya:
TPA Tidak Dibutuhkan di 80% Wilayah
Dengan volume residu yang turun drastis dan bisa ditangani di tingkat lokal (dengan insinerator tanpa BBM, seperti milik Satu Rasa), maka ratusan TPA bisa:
- Dikonversi jadi taman kota.
- Direstorasi jadi ruang terbuka hijau.
- Ditutup secara permanen.
Tipping Fee yang Bisa Dihapuskan
Data KLHK menunjukkan rata-rata tipping fee Rp250.000–Rp400.000 per ton di kota-kota besar. Kalau satu kota menghasilkan 373 ton per hari:
- Biaya pengangkutan + TPA per hari/kota: ±Rp112 juta
- Per tahun untuk 514 kota: ±Rp21 triliun!
Dengan metode Satu Rasa:
- Sampah tidak perlu diangkut ke TPA.
- Biaya bisa dialihkan ke edukasi masyarakat dan insentif ekonomi sirkular.
>> Potensi penghematan nasional: > Rp15–20 triliun per tahun!
Tenaga Kerja Hijau: 1 Juta Lapangan Kerja Baru
Setiap desa/kelurahan yang menerapkan Satu Rasa butuh:
- Tim edukasi warga
- Operator insinerator lokal
- Petugas bank sampah & pencacah
- Pengelola kompos & maggot
Jika setiap kota/kabupaten membentuk 20 unit TPST komunitas:
514 × 20 = 10.280 unit TPST lokal
Jika tiap TPST serap 100 orang:
> 1 juta tenaga kerja hijau tercipta
Bukan Ilusi. Ini Sudah Terjadi di Banyumas, Klungkung, dan Kupang
- Di Banyumas, Satu Rasa bersama pemda berhasil menekan ketergantungan ke TPA.
- Di Klungkung, konsep TOSS (TPST mandiri) membuktikan bahwa rakyat mampu kelola sampah sendiri.
- Di Kupang, kolaborasi warga dan pemkot mulai meniru sistem yang sama.
Bayangkan jika 3 kota bisa, kenapa 514 tidak?
Kita Tak Butuh Tunggu 2029. Kita Butuh Satu Rasa Hari Ini.
Pemerintah menargetkan Indonesia bebas sampah 100% pada 2029. Tapi Satu Rasa tidak menunggu tahun itu. Kami bergerak hari ini.
Dan kalau semua kota ikut, Indonesia sudah bebas sampah sejak kemarin.
Apa yang Bisa Kamu Lakukan Sekarang?
- Kunjungi: https://saturasa.cr-enviro.com/kalkulator-ekonomi-sirkuler
- Hitung potensi wilayahmu.
- Jadilah bagian dari solusi: bergabung sebagai mitra, fasilitator, atau relawan Satu Rasa.
Karena Indonesia bebas sampah tidak dimulai dari pusat kota, tapi dari rumahmu sendiri.