Pada bulan Mei 2025, tim Satu Rasa – Sampah Tuntas Rakyat Senang menjejakkan kaki di TPST Kedungrandu, Patikraja, Kabupaten Banyumas. Di bawah terik matahari, terlihat tumpukan sampah yang dulu mendominasi area seluas 1 hektar ini, kini berangsur berubah menjadi pusat kegiatan ekonomi sirkuler yang inspiratif.
Pertemuan dengan Pelopor dan Penggerak Lokal

- Dimas Satya Lesmana (berikat kepala putih), Founder Satu Rasa, menyaksikan langsung evolusi TPST yang memadukan teknologi sederhana dan kearifan lokal.
- Pak Suyanto (paling kanan), mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyumas dan kini Advisor Satu Rasa, membagikan kisah ketika ia memutuskan untuk beralih dari “angkut–buang” ke “pilah–manfaat–musnahkan” sampah di sumbernya.
- Mbah Wahid (berbaju hitam), Ketua KSM Patikraja, menjelaskan capaian hari ini: dari 150 ton sampah masuk per hari, hingga 70 % berhasil diolah menjadi kompos, paving block, dan pakan maggot.
“Dulu desa ini sering kebanjiran sampah. Sekarang, warga berlomba memilah organik dan anorganik dan mendapatkan uang dari sampah,” ujar Mbah Wahid, menunjuk bangunan fermentor maggot dan area bank sampah mini.
Fasilitas Unggulan TPST Patikraja
- Pemilahan Mandiri
- Rumah tangga wajib memilah sampah menjadi organik, plastik, dan kertas.
- Kompos Skala Komunitas
- Mesin komposter batch menghasilkan 5 ton kompos sebulan, diserap petani lokal.
- Bank Sampah Digital
- 200 anggota aktif menyetorkan plastik dan kertas, menambah pendapatan rata-rata Rp 100.000/orang per bulan.
- Inovasi Maggot dan RDF
- Larva Black Soldier Fly (BSF) diproduksi 500 kg/bulan untuk peternak—mengurangi beban organik hingga 60 %.
- Mesin RDF menyuplai 2 ton bahan bakar alternatif ke pabrik semen terdekat.
Pelajaran untuk Replikasi di Daerah Lain
- Data sebagai Pemicu Aksi
Gunakan laporan Real Time Data SIPSN untuk memetakan titik “darurat sampah.” - Kolaborasi KSM–Pemerintah
Skema insentif iuran dan pelatihan teknis memastikan KSM berdaya. - Bangun Skala Pilot
Mulai dari TPST mini (luas < 1 ha) sebelum mengembangkan TPST besar. - Sinergi Pemangku Kepentingan
Libatkan camat, lurah, Babinsa, tokoh agama, hingga swasta.
Sebagai penutup, Pak Suyanto, dalam kapasitasnya sebagai Advisor Satu Rasa, menegaskan:
“Model ‘pilah–manfaat–musnahkan’ ini bisa diadopsi di seluruh Indonesia asalkan ada komitmen bersama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.”
Dan Dimas Satya Lesmana menambahkan:
“TPST Patikraja bukan sekadar tempat olah sampah, tapi laboratorium ekonomi sirkular. Satu Rasa siap mendampingi pemerintah daerah lain untuk menerapkan model ini, demi mewujudkan Indonesia Bebas Open Dumping 2029.”
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi terus-menerus, kisah Banyumas ini menjadi tonggak penting bagi ekosistem pengelolaan sampah terpadu di seluruh pelosok negeri.