1. Latar Belakang
Kabupaten Banyumas menjadi sorotan nasional setelah membangun Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) berbasis konsep zero waste to landfill yang dikenal sebagai TPA BLE (Berbasis Lingkungan dan Edukasi). Dengan tujuan meminimalkan sampah yang berakhir di landfill, TPST ini mengintegrasikan prinsip ekonomi sirkular dan teknologi waste-to-energy sehingga sampah berubah menjadi sumber daya bernilai.

2. Infrastruktur dan Pendanaan
Pembangunan TPA BLE Banyumas dimulai Oktober 2020 dan selesai Desember 2021, dengan alokasi anggaran dari APBN dan APBD. Selain fasilitas utama pemilahan dan pengolahan, kompleks ini dilengkapi:

  • Zona Edukasi untuk masyarakat memahami pentingnya pilah-pilah sampah
  • Unit Kompos & Maggot untuk mengolah sampah organik
  • Pabrik Paving Plastik & RDF untuk memproses sampah anorganik menjadi paving block dan Refuse-Derived Fuel

3. Teknologi dan Alur Proses

  1. Pemisahan di TPST
    Sebagian besar sampah rumah tangga di Kabupaten Banyumas dipilah terlebih dahulu di TPST.
  2. Pengolahan Organik
    Sisa makanan dan limbah pertanian diolah menjadi kompos berkualitas dan maggot (larva black soldier fly) sebagai pakan ternak.
  3. Pengolahan Anorganik
    • Paving Block & Genteng Plastik: Plastik bersih dicacah dan dicetak menjadi produk konstruksi.
    • RDF: Fraksi plastik dan kertas sisa diubah menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara, yang sudah dipasok ke pabrik semen dan industri lokal.
  4. Pemanfaatan Residu
    Residu yang tak dapat diolah lebih lanjut dimusnahkan melalui pirolisis, memastikan tidak ada limbah tersisa.

4. Dampak dan Capaian

  • Pengurangan Volume Sampah ke TPA: Jumlah truk sampah menuju TPA BLE turun drastis, menandakan efektivitas konsep zero waste.
  • Nilai Ekonomi:
    • Cacahan plastik dijual dengan potensi pendapatan harian signifikan
    • RDF dihargai sebagai bahan bakar alternatif dengan potensi pendapatan harian tinggi
  • Kontribusi Sosial: Masyarakat dilibatkan dalam pemilahan dengan insentif, sehingga tumbuh kesadaran dan partisipasi aktif warga.

5. Relevansi dengan Ekosistem Satu Rasa
Satu Rasa dapat mengadopsi dan berkolaborasi dengan model TPST Banyumas dalam beberapa hal:

  • Digitalisasi Pemilahan Sampah: Integrasi aplikasi Satu Rasa untuk memberi insentif bagi warga yang memilah sampah, meniru skema di Banyumas.
  • Diversifikasi Produk 3R: Mengembangkan lini produk kompos, maggot, paving block, dan RDF sesuai kebutuhan lokal.
  • Model Kemitraan: Menjalin kerjasama dengan pemerintah kabupaten, koperasi, dan UMKM—memperkuat jejaring ekonomi sirkular.
  • Teknologi Pirolisis Skala Lokal: Menyediakan unit pirolisis portabel di TPST terpadu, sehingga residu benar-benar terolah tanpa dibawa ke TPA jauh.

6. Kesimpulan
TPST Banyumas (TPA BLE) telah membuktikan bahwa pengelolaan sampah terpadu berbasis zero waste to landfill tidak hanya mengurangi beban TPA, tetapi juga menciptakan nilai ekonomi dan sosial. Dengan meniru praktik terbaiknya—dari digitalisasi, diversifikasi produk, hingga kemitraan multi-stakeholder—Satu Rasa dapat memperkuat ekosistemnya, menjadikan sampah sebagai sumber daya, dan mendukung pembangunan berkelanjutan di seluruh Indonesia.ebagai sumber daya, dan mendukung pembangunan berkelanjutan di seluruh Indonesia.

Siap Kolaborasi untuk Akselerasi

PT Centra Rekayasa Enviro membuka kolaborasi untuk penyediaan ekosistem SATU RASA:

📍 Bandung, Jawa Barat
🌐 www.cr-enviro.com
📧 info@cr-enviro.com
📱 WA: 0811-110-3650

 Save as PDF